Wanita, Kamu Itu Indah
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (An-nur,24:31)
Ayat ini menyatakan kepada para wanita agar menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya dan menjaga aurat mereka supaya tidak diperlihatkan. Ayat ini adalah sebagai 1 ayat yang mengangkat darjat wanita. Maka, yang ingin saya highlightkan di sini adalah kepada siapa saja wanita boleh menampakkan auratnya.
Wanita tidak boleh memperlihatkan auratnya kecuali kepada:
1. Suami
2. Ayah kandung
3. Ayah kepada suami (ayah mertua)
4. Anak-anak kandung mereka
5. Anak-anak kepada suami mereka (eg: anak tiri)
6. Saudara laki-laki (adik-beradik kandung yang punya pertalian. Eg: abang dan adik lelaki)
7. Anak-anak lelaki dari adik-beradik kandung (Anak daripada kakak, abang, adik yang sudah berkahwin. Eg: anak buah)
8. Semua wanita yang beragama Islam
9. Hamba sahaya (hanya ada pada zaman para Nabi dulu, sekarang tidak ada)
10. Pelayan laki-laki (tua) yang tidak punya keinginan terhadap perempuan
11. Kanak-kanak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Begitu terang telah dinyatakan di dalam Al-Quran.Sungguh, kalau kita menyelami akan segala hikmah akan perintah Allah ini diturunkan pada wanita, begitu memperlihatkan bahwa kedudukan wanita itu adalah tinggi dan sangat istimewa.
Mengapa kita diperintahkan untuk tidak memperlihatkan aurat kita kepada mereka yang bernama ajnabi? Supaya diri kita akan terjaga. Allah memperingatkan kita di dalam Al-Quran, agar batas-batas yang diperintahkan pada wanita hanya satu – supaya kita menjaga diri. Maka, ia mencerminkan bahwa wanita itu punya daya tarikan yang tersendiri. Sifat keindahan yang ada dalam diri wanita itu terlalu bernilai tinggi tanpa ditetapkan suatu harga, maka itulah tanda Allah menghargai dan menyayangi mereka yang bernama wanita.
Wanita itu indah. Keindahan wanita itu malahan diungkapkan dalam sebuah hadis tentang mengatakan keindahan seorang wanita;
“Dunia adalah perhiasan, maka sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang solehah.” (Hadis Riwayat Muslim)
Seindah apa pun di dunia ini, tiada yang lebih indah dari seorang wanita yang menjaga diri dan maruahnya, yang begitu menepati sebagai seorang wanita yang solehah.Yang sudah namanya indah, perlukah dipertontonkan lalu diratah umum keindahannya pada sekalian manusia yang sepatutnya tidak layak dipertontonkan?
Bukankah prinsip sebenarnya adalah, orang lain yang sedaya upaya ingin melihat keindahan yang tersembunyi yang ada pada wanita itu. Ya, yang indah itu ternyata harus disembunyikan, tanpa diperlihatkan. Tidak sepatutnya yang indah itu diperlihatkan dengan percuma oleh yang tidak halal baginya. Orang lain sudah mengetahuinya lebih awal dan mungkin akan berkata; “Oh, tidaklah indah seperti yang kusangkakan”. Dengan itu, keindahan yang seharusnya disembunyikan ternyata tidak bernilai, kerana sudah diketahui umum lalu menjadi perbualan. Sana-sini diperkatakan.
Indah yang tidak bernilai! Argh, begitu pahit. Diri wanita yang seharusnya mendapat pujian atas keindahan yang ada pada dirinya malahan dihina, kerana tidak bernilai. Tapi, kebanyakan wanita mungkin tidak mengerti tentang itu. Keindahan yang ada pada diri mereka andai dipertontonkan awal pada sekalian orang, yang pada mulanya punya harga tinggi, akhirnya tidak punya nilai langsung, malah nol.
Diri ini sebagai seorang wanita, betapa melihat rambut wanita lainnya tanpa ditutup, melihat lengan-lengan wanita yang dibiarkan telanjang tanpa dibalut, melihat kaki-kaki tanpa berstokin. Apa lagi yang memakai baju singkat, andai diangkat lengan atau membongkok, pasti sudah nampak pinggang dan pusat. Bentuk badan dan punggung tidak perlu diperkatakan. Walau kulitnya tidak dilihat, tetapi bentuk sudah mampu dibayangkan. Ya Allah. Sungguh, saya merasa malu. Kerana bukankah semua wanita itu sama? Seorang wanita yang memperlihatkan auratnya, saya merasakan itu adalah diri saya.Ya Allah.
Wanita, rambut kamu itu indah. Lengan kamu itu indah. Kaki kamu itu indah. Apatah lagi yang berkulit putih, andai dipertontonkan pada orang ramai. Saya begitu terguris. Hati saya tercalar. Ingin saja saya menutupinya dengan kain-kain atau sapu tangan yang saya ada. Ingin saja saya menutupinya dengan apa sahaja agar tidak ada satu mata lelaki yang sempat memandangnya.
Hakikatnya, saya tidak bisa. Kerana itu bukan hak saya. Itu hak mereka. Tetapi, yang peritnya, orang yang melihat itu juga bukan hak mereka untuk menatap dan melihatnya dengan pandangan percuma yang penuh sinis dan jahat! Pandangan jahat dan sinis oleh mereka yang bergelar lelaki!
Wanita, kamu itu indah. Begitu kamu sanggup keindahan yang ada pada kamu itu dipandang dengan pandangan sinis dan bukannya dengan pandangan hormat yang seharusnya diberikan pada kamu? Keindahan kamu begitu dipandang dengan pandangan yang mampu menimbulkan nafsu jahat pada diri mereka. Lalu, niat jahat itu akhirnya ingin memperdayakan kamu, mempermainkan kamu sehingga keinginan jahat mereka itu dipersetujui oleh kamu, tanpa kamu sedari.
Mereka berani memulai langkah ingin berkenalan dengan kamu, kerana diri kamu seperti tidak ada nilai. Lalu, sangat mudah untuk diperlakukan. Diajak berkenalan, setuju sahaja. Diajak berbual, setuju sahaja. Diajak berjumpa, setuju sahaja. Disuruh apa sahaja walau tidak masuk akal, kamu hanya setuju sahaja. Kamu sangka itu cinta, padahal itu adalah nafsu jahat mereka yang hanya ingin menggunakan kamu untuk kepentingan dirinya. Semuanya bermula kerana kamu sudah memperlihatkan semua keindahan yang ada pada diri kamu dengan percuma.
Mungkin kamu sendiri tidak menghargai keindahan yang ada pada diri kamu itu, lalu kamu perlihatkan kepada mereka yang tidak sepatutnya. Mereka itu sangka andai kamu menghargai keindahan yang ada pada kamu, sudah tentu kamu berusaha menyembunyikannya. Malah, sesungguhnya tidak. Lalu, kerana itu mereka ingin pergunakan kamu.
Wanita, kamu itu indah. Tapi, kamu jangan lupa bahwa kamu juga adalah punca fitnah. Lalu, apakah kamu benar-benar indah yang boleh membawa lebih banyak kebaikan? Keindahan yang ada pada dirimu itulah yang akan membawa banyak keburukan dan kerugian buat diri kamu yang bernama wanita.
Sumber: http://wardatulshaukah.blogspot.com/